Senin, 15 November 2010

Aquila: Majalah Wanita Muslim

Bulan lalu saat sedang browsing di toko buku Periplus Bandara Sukarno Hatta sambil menunggu keberangkatan pesawat, secara tidak sengaja saya menemukan sebuah majalah fashion dan gaya hidup muslimah berbahasa Inggris! What a surprise. Saya tidak pernah tahu sebelumnya mengenai majalah ini. Sepertinya memang ini majalah baru yang terbit di tahun 2010 ini (yang saya lihat dan kemudian beli kelihatannya baru edisi ke-3).

Namanya: AQUILA Asia dengan motto: modest and fabulous, dan klaim: 'Fashion & Lifestyle for Cosmopolitan Muslim Women'. Penerbitnya Aquila Media yang berbasis di Singapura tapi produksinya di Indonesia. Target pembacanya adalah para muslimah di Singapura, Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam (lumayan luas kan?). Itulah mengapa beberapa info seperti wisata, kuliner, butik dan lain-lain berada di seputar negara-negara tersebut. Tapi halaman iklannya didominasi oleh produk-produk Indonesia, demikian pula halaman modenya (hmm…Indonesia memang layak menyebut diri sebagai kiblat dunia mode busana muslim, minimal di Asia).

Artikel-artikelnya juga tidak jauh berbeda dengan majalah-majalah wanita pada umumnya, mulai dari fashion (tentu!), kecantikan, kesehatan, rumah tangga, sampai keuangan, ditambah entertainment semacam musik, film, travelling dan kuliner, serta tak lupa berita dunia Islam dan juga feature kisah nyata atau pengalaman hidup seorang muslimah, yang bisa berasal dari negara mana saja.

Kalau dibandingkan dengan majalah-majalah muslimah lain di Indonesia yang cenderung ke arah fashion dan gaya hidup--seperti Noor, Paras, atau Alia--majalah Aquila terasa berbeda karena halaman iklan dan modenya menampilkan international brands, meskipun kebanyakan masih yang high street, seperti Mango, Zara, Guess, Coach, Massimo Dutti, atau Banana Republic. Ukurannya juga lebih kecil dari majalah pada umumnya, hampir separuhnya. Sementara lainnya sih standar. Pembahasan yang melibatkan kajian syariah atau aqidah, majalah-majalah lokal kita tidak kalah tajam dalam mengolahnya, malah lebih konsisten.

Saya bilang majalah-majalah lokal lebih konsisten karena Aquila terlalu banyak mentolerir gaya hidup yang tidak Islami atau disajikan dalam perspektif yang lebih pro ke nilai-nilai kosmopolit. Di halaman iklan atau mode, misalnya, Aquila tidak pantang menampilkan iklan lingerie atau busana-busana yang tidak sepenuhnya tertutup, seperti skirt yang panjangnya selutut atau atasan lengan pendek. Dia hanya berusaha selalu menambahkan stocking atau leggings dan tutup kepala (topi atau bandana) agar busana-busana tersebut dan para modelnya tampil lebih ‘sopan’. Hal ini bukannya tidak mengundang protes pembaca.

Seorang pembaca dari Jakarta mengirimkan surat yang menanyakan pertimbangan Aquila menerima iklan lingerie yang tentunya bertentangan dengan syariah. Atas protes tersebut, redaksi menanggapi bahwa Aquila tidak dimaksudnya sebagai sebuah majalah religius dan tidak hanya membidik pembaca Muslim. Mereka hanya berusaha menonjolkan kebaikan Islam dan semangat spiritualitas dengan penekanan pada keseimbangan hidup serta toleransi (hmmh, any comment about this?).

Tapi okelah, mungkin memang ada kelompok muslim tertentu yang diwakili oleh majalah ini dan mereka tidak berkeberatan terhadap konten Aquila yang tidak terlalu 'sempurna' untuk dirujuk sebagai inspirasi hidup kalangan muslim ataupun disebut sebagai representasi wajah Islam. Tapi dengan spirit memasukkan unsur spiritualitas dalam keseharian kelompok muslimah yang tidak anti materialisme atau konsumerisme, I think it's fair enough to refer this mag as the "world’s first English fashion and lifestyle magazine for cosmopolitan Muslim women in Asia”...

DN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar